Ads 468x60px

Minggu, 11 September 2011

Idealisme Itu Adalah Islam

Setelah melalui serangkaian administrasi dan tes masuk, mahasiswa baru kini menjumpai suasana baru dalam ruang-ruang belajar yang tak hanya tersekat oleh jadwal-jadwal kuliah. Kampus merupakan lokasi strategis terkumpulnya beragam jenis manusia. Mulai dari yang badung hingga yang ‘ustad’.

Mahasiswa baru mesti menemukan karakter dia sebagai seorang mahasiswa. Mahasiswa ideal yang akan memberikan sumbangsi besar untuk peradaban manusia. Menurut Muh. Nurhidayat; Dosen/Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Ichsan Gorontalo, bahwa Pemuda (yang diwakili oleh mahasiswa, pen) merupakan pilar utama dalam perjuangan, termasuk perjuangan membangun dan memajukan peradaban Islam.

Sebab usia muda merupakan masa emas dalam perjalanan hidup manusia di dunia (eramuslim, Senin, 20/06/2011). Sebagian besar populasi didunia diisi oleh pemuda, dan berbagai perubahan yang significan pun dibuat oleh pemuda, maka jika para pemuda itu sudah kehilangan kemampuan mereka untuk menjalani peran tersebut maka jangan kaget kalau dunia ini akan segera punah karena tidak ada yang mengurusi lagi, tidak mungkin para orang tua kita yang akan terus – menerus mengisi lembar demi lembar sejarah ini (era muslim, pemuda dan mahasiswa).

Melihat kehancuran masa depan, perhatikanlah mahasiswanya. Mahasiswa menjadi ‘pasukan’ garda terdepan dalam mendorong perubahan. Maka perubahan akan terlihat, bila mahasiswa mampu menjadi bagian terpenting dalam setiap dinamika masyarakat. Karena mahasiswa memiliki citra khusus dihadapan masyarakat lainnya. Sekarang kita menyoroti mahasiswa baru yang menjadi objek pembentukan karakter mahasiswa ideal.

Kulturisasi lewat beragam mekanisme, ditanamkan sejak dini kepada mereka. Walau terkadang output yang diinginkan sering tak sesuai konsep pada mulanya. Regenerasi harus terus ada, dan sudah barang tentu itu terfokus kepada mereka. Labilnya mereka ketika melihat kondisi kampus yang masih terasa asing, jangan dibiarkan terus berlarut-larut. Sekalipun proses adaptasi itu berjalan.

Karena masalah yang hadir dalam peradaban sekuler saat ini, akan mengendap bersama mereka yang tidak ikut dalam pencitraan perlawanan terhadap peradaban ini. Sudah pasti kelak mereka menjadi biang-biang baru kerusakan. Mahasiswa baru akan lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan seperti ini ketimbang menjadi mahasiswa yang memiliki idealisme. Ya idealisme. Krisis idealisme adalah krisis karakter diri.

Persoalan real yang dihadapi oleh indonesia adalah bagaimana membentuk karakter. Karena menanamkan idealisme tak seperti menabur bulir padi. Maka mahasiswa baru harus diarahkan bagaimana sebaiknya ia menjadi seorang mahasiswa. Namun terlebih dahulu ia harus dikomitmenkan untuk betul-betul mau menjadi mahasiswa ideal. Artinya harus tergambar se-ideal mungkin seperti apa mahasiswa ideal itu.

Semua mahasiswa bercita-cita seperti itu, namun proses kulturisasi ini yang sulit. Terkadang bersinggungan dengan dinamika kampus yang statis. Banyak yang menganggap bahwa menjadi ideal adalah menguasai dan berprestasi diruang study semata. Kemudian mengembangkannya serta merumuskan konsep-konsep yang terus menopang ilmu pengetahuan yang ada.

Namun pertanyaannya, bagaimana bila kondisi masyarakat saat ini tidak dalam paradigma kehidupan yang benar. Tentu ilmu pengetahuan yang mereka sandang, tak lebih menjadi sebuah alat untuk tetap melanggengkan kondisi status quo. Namun bukan berarti ilmu pengetahuan yang ada saat ini dikonfrontir dengan bagaimana membangun idealitas mahasiswa. Mengembangkan ilmu pengetahuan bukanlah sebuah kesalahan.

Karena memang itu menjadi salah satu kewajiban dari mahasiswa juga. Tetapi yang mesti dipahami oleh mahasiswa khususnya mahasiswa baru, saat ini kita tidak dalam kondisi baik. Bila hal ini tidak terintegrasi, maka orientasi juga pasti mengikut. Persoalan besarnya apabila terjadi kerusakan sistematis yang lebih akut. Itulah mengapa kita melihat saat ini, bagaimana penyimpangan-penyimpangan seakan-akan terfasilitasi oleh ilmu dan teknologi.

Inilah yang perlu diterangkan dan ditanamkan ke dalam benak para calon-calon intelektual kampus. Sedangkan penanaman nilai-nilai moral, tak cukup untuk membetuk karakter mereka. Dibutuhkan pemahaman secara komprehensif dan juga bersifat politis untuk membentuk persepsi dan paradigma mereka. Bila itu terbentuk, maka darisinilah awal mula kebangkitan tersebut. Dan ilmu pengetahuan yang ia dalami, akan menjadi sebuah kekuatan penopang untuk meruntuhkan tirani sekulerisme. Tirani yang kini menghitamkan dunia khususnya lingkungan kampus.

Dalam sebuah artikel, Langkah pertama yang harus dilakukan mahasiswa adalah membenahi kondisi internal dalam dirinya, menyolidkan barisan, menyamakan visi, misi dan idealisme, serta menghimpun kekuatan. Baru setelah itu mereka dapat membuat impian untuk menjadikan bangsa menuju kehidupan yang lebih baik dan mewujudkannya dalam sebuah realita (yudaharja.wordpress.com).

Sejak awal pergerakan mahasiswa yang tidak memiliki ideologi yang jelas tentu akan mengalami kegagalan. Sehingga perlu adanya ideologi yang jelas dalam melakukan perubahan (dakwahkampus.com, Selasa, 02 Agustus 2011, ”KETIKA MAHASISWA ‘APATIS’ TERHADAP PERUBAHAN”). Islamlah yang dapat mewujudkan itu. Karena Islam merupakan Agama yang paripurna dan kompehensif. Islam mampu membentuk karakter seorang mahasiswa yang mampu mendorong gerakan perubahan terjadi. Islam adalah sebuah ideologi yang bercita-cita untuk kemakmuran dunia. Dalam usaha mewujudkannya, Islam memiliki sekumpulan konsep serta metode. Dan inilah sebenarnya yang banyak tidak dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiwa dengan jiwa pemuda bisa menjadi realisatornya.

Mahasiswa beridelogi Islam adalah mahasiswa yang visioner. Karena orientasi segala aktivitasnya hanya disandarkan pada sesuatu yang abadi. Dan bukan berdasar kepentingan material seperti kebanyakan mahasiswa saat ini. Mahasiswa baru mesti dipahamkan atas persoalan ini.

Bertanding dengan kerusakan merupakan kepastian karena peradaban ini juga membutuhkan generasi baru. Pintar-pintar kita saja untuk menggiring mereka ke jalur ini, jalur Islam. Seruan untuk seluruh civitas akademi di seluruh kampus nusantara, bahwa yakinlah suatu saat nanti mahasiswa yang berpegang teguh pada ideologi Islam akan menguasai dunia.

Bagi para mahasiswa mari bersatu dan bergerak bersama para mahasiswa-mahasiswa ideologis. Menghacurkan tirani sekulerisme dan menggantinya dengan Ideologi Islam. Allahuakbar

sumber :http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/muhammad-rahmani-sekjen-gema-pembebasan-sulsel-idealisme-itu-adalah-islam.htm

0 komentar:

Posting Komentar

Change Font This Blog