Ads 468x60px

Senin, 17 Desember 2012

Surat Untukmu Ukhti…

pena
Ukhti engkau tahu bahwa diriku bukanlah siapa-siapa, bahkan hari ini pun aku masih berfikir baikkah diriku untukmu. Ukhti, aku menyadari bahwa aku berazam untuk menjemput ukhti suatu hari nanti. Ukhti, dengan segala kelemahan diri ini, ana sampaikan bahwa azam ini akan berakhir ketika;

Engkau menemukan ikhwan yang lebih baik daripada aku, lebih baik dari sikapku, ucapanku dan lebih baik dari akhlakku karena aku menyadari bahwa dirku bukanlah sesempurna yang engkau lihat. Diriku hanyalah seorang manusia yang Allah tutupkan aibnya, namun kalau Allah bukakan tentang aibku pasti engkau tahu bahwa aibku sungguh sangat banyak. Aku tidak punya kelebihan apa2 untuk dibangggakan dan untuk diberikan kepadamu kecuali Allah yang selalu menjadi pegangan dan harapan didalam hidupku. Sementara engkau adalah seorang akhwat yang solehah, taat, lembut ucapmu, bagus akhlakmu dan cerdas, mempunyai banyak kemampuan dan keinginan yang mulia, memiliki harapan yang diimpi-impikan yaitu mendamba seorang suami yang soleh, yang manjadi nakhoda dalam menjalani kehidupan ini. Namun diriku belum sesempurna yang engkau harapkan.

Ukhti, maka jika ukhti menemukan ikhwan yang lebih baik dari pada aku terutama lebih baik dalam masalah pemahaman agama dariku, maka silahkan ukhti pilihlah ikhwan tersebut agar ukhti bisa bahagia dunia akhirat. kebahagian ukhti adalah kebahgaian aku, meski entah hati ini akan bisa menerima atau tidak namun……….Insyaallah itu adalah yang terbaik buatmu, yang akan menjadi ladang pahala menuju Keridhoan-Nya.

Ketika ada hal yang aku lakukan bertentangan dengan Syariah Islam. Ukhti, diriku bukanlah seorang ustad (berilmu) dan mafhum (Faham) dalam masalah agama dengan baik. Aku hanyalah seorang insan pembelajar yang sedang memahami dan belajar mengenal islam, pemahamanku tentang islam masih sangat terbatas, namun keinginan yang besar untuk tetap istiqomah dalam meningkatkan kualitas diri dihadapan Robb-Nya. Maka Sangat besarlah kemungkinan kesalahan yang ada pada diriku baik kesalahan ucap maupun prilakuku, maka apabila engkau temukan hal tersebut pada diriku, maka ukhti silahkan sampaikan bahwa diriku tidak perlu lagi menjemputmu.
Meski demikian, dengan segala kelemahan diri dan kekurangan yang ada pada diriku, aku masih berharap engkau tetap istiqomah menanti diriku untuk menjemputmu. Meski sekarang ini kita jarang saling berkomunikasi dan saling menyapa, namun dirimu tetap dihati ini, yang terukir indah di sanubari, karena sebelum di ijab-kabulkan syari;ah tetap menjadi batasan dari interkasi kita. Berlindung kepada Allah atas segala kegundahan dan keraguan didalam hati ini.
Sejujurnya aku tidak tahu apakah engkau masih istiqomah menungguku..?? namun keyakinan kepada Allahlah yang membuatku yakin bahwa ia akan memberikan yang terbaik kepada hambaNya dalam setiap segi-kehidupannya, yang tidak pernah mendzalimi hambaNya dan selalu setia mendengarkan setip keluh-kesah hambaNya, meski hambaNya terkadang memalingkan wajahNya dari petunjuk dan aturan dariMu.

Ukhti, demikian surat ini ditulis untuk menyerahkan semuanya kepada Illahi Robbi, sebagai ketawakallan diriku untuk memohon yang terbaik dari sisiNya. Aku memohon maaf kalau selama ini kita sering bertemu tapi tidak pernah bertutur sapa itu tiada lain hanyalah untuk menjaga izzah (kemuliaan )dirimu dan Iffah (Kehormatan) dirimu sebagai seorang muslimah yang solehah, aku yakin bahwa engkau akan mendapatkan ikhwan yang terbaik dari Allah apakah diriku ataupun Ikhwan Lain.

Sekian lama azam ini diucapkan namun, Allahlah yang lebih tahu tentang hati setiap manusia, perasaanya di serahkan kembali kepada Allah karena Dialah yang menitipkan perasaaan ini. Namun Akhi masih meyakini bahwa “Dirimu adalah seorang akhwat terbaik dalam hidupku, namun aku belum tentu yang terbaik untukmu“.
-----------------------
Oleh : ANdriaN
http://andryannara.blogdetik.com

-----------------------


0 komentar:

Posting Komentar

Change Font This Blog